Liputanphatas.com || Surabaya -Dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Sekolah yang lama, dan sebagai salah satu upaya untuk melakukan perbaikan juga penyegaran kepemimpinan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surabaya menggelar pelantikan kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Sekolah Teladan Nasional), Edy Susanto, M.Pd. terpilih dan dilantik periode 2022-2026 melanjutkan Muhammad Syaikhul Islam, M.H.I. yang menjabat periode 2018-2022.
Prosesi pelantikan tersebut digelar di Auditorium Prof. Din Syamsudin lantai 4 The Millenium Building (TMB) SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, Kamis (9/6/2022) siang.
Acara pelantikan yang sekaligus pengambilan sumpah jabatan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya terpilih tersebut disaksikan sekitar 120 GTK dan 30 pengurus Persyarikatan Muhammadiyah diantaranya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surabaya beserta jajarannya, K3S SD/MI Muhammadiyah kota Surabaya beserta jajarannya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngagel beserta jajarannya, beberapa kepala sekolah Muhammadiyah kota Surabaya, seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya beserta tamu undangan.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, Drs. H. Hamri Al Jauhari, M.Pd.I, dalam sambutannya sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas dedikasi dan pengabdian ustadz M. Syaikhul Islam, M.H.I. yang telah memimpin sekolah ini selama 4 tahun terakhir.
Ditempat yang sama, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Surabaya, Dr. H. M. Ridlwan M.Pd. menjelaskan, melalui proses yang cukup panjang sekitar hampir tiga bulan kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya terpilihlah untuk dilantik yaitu ustadz Edy Susanto, M.Pd.
Masih dengan Ridlwan menjelaskan, ada tiga hal yang perlu disampaikan dari pihak majelis yaitu :
Pertama, menjaga kerukunan, kekompakan, dan kebersamaan baik guru, karyawan, serta wali murid. Sekecil apapun masalah harus segera diatasi jangan dibiarkan menjadi besar.
Kedua, karena merupakan Sekolah Teladan Nasional, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tidak hanya dari bangunan fisik atau gedung maupun pembelajaran saja. Namun bagaimana ekstrakurikuler juga menjadi bagian terpenting.
"Apalagi Menteri Pendidikan sekarang ini mengharapkan agar pembelajaran tidak banyak, tetapi life skill atau Kecakapan hidup yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan manusia menghadapi tuntutan dan tantangan hidup secara efektif juga diperbanyak porsinya sehingga siswa tidak bosan", terang Ridlwan.
Lanjut Ridlwan, yang ketiga, kesejahteraan pendidik harus diperhatikan. Kesejahteraan tersebut harus sesuai dengan besarnya sekolah apalagi Sekolah Teladan Nasional harus diatas UMR supaya para guru tenang dan betah serta konsentrasi penuh untuk mengajar dari pagi hingga sore karena kesejahteraannya yang terjamin.
"Termasuk pada saat pensiun harus dipikirkan bagaimana kesejahteraannya, maka saya berharap sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk memperhatikan tunjangan pada saat guru pensiun. Bisa bekerja sama dengan perbankan misalnya sehingga pensiunan guru bisa ditanggung hingga meninggal dunia", tutup Ridlwan.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Edy Susanto, M.Pd. yang mempunyai visi “Terwujudnya Sekolah Unggul dan Berdaya Saing Global” dalam membawa SD Mudipat Pucang kedepan, menyampaikan, langkah awal yang dilakukan adalah membangun sinergi dengan semua unsur sekolah dengan menggelar rapat secara bertahap untuk menggali dan membangun komunikasi secara efektif dan efisien dimana ada keluhan apapun akan ditampung.
Masih dengan Edy memaparkan, ada dua program yang telah dijalankan di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yaitu,
Pertama, Program Internasional atau Cambridge International Program (CIP) bekerja sama untuk meningkatkan kompetensi bahasa Inggris anak-anak.
"Kami mendorong teman-teman guru yang mengajar di CIP untuk meningkatkan lagi kompetensinya dengan mengadakan pelatihan atau workshop, karena pandemi sudah melandai kami akan mendatangkan native supaya bisa bertatap muka dengan anak-anak sehingga mereka akan termotivasi", urai Edy.
Lanjut Edy, yang kedua adalah program reguler dimana pembelajaran bahasa Inggris hanya 3-4 jam saja berbeda dengan program Internasional yang jam pembelajaran bahasa Inggris lebih banyak.
"In syaa Allah tahun kedua akan kita tambahkan program Tahfidz dimana anak-anak cara mengaji, sholatnya, akhlaq, dan tauhidnya harus benar. Semua program punya keunggulan untuk program tahfizd minimal hafal 3 juz, sedang program reguler dan internasional hafal minimal 1 juz", terang Edy.
Edi menambahkan, SD Mudipat tidak boleh tertinggal dengan sekolah lain, maka dari itu banyak yang harus dilakukan diantaranya peningkatan mutu dengan selalu mengadakan pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan mutu dan pelayanan.
"SD Mudipat harus punya pembeda dari sekolah lain, misalnya anak-anak komunikasi bahasa Inggrisnya baik, sholatnya tanpa diperintah, akhlaqnya bagus, serta berbakti kepada orang tua. Selain itu produk unggulan harus selalu dibangun diantaranya matematika, IPAS, Bahasa Inggris maupun life skill atau keterampilan hidup seperti panahan, robotika, base ball, band, teater, menyanyi, melukis, dan yang paling penting adalah pendidikan karakter anak-anak didik yang akhlaqnya perlu kita tata", tutup Edy. (Dwi/Man)