Liputanphatas.com || Sidoarjo, -
Tahun 2023 ini Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali memastikan tidak ada pembangunan puskesmas baru. Namun ia fokus pada pembenahan, menata dan meningkatkan kualitas pelayanan di semua puskesmas. Selain puskesmas, RSUD Sidoarjo Barat (Sibar) juga menjadi atensi Gus Muhdlor, terutama dalam hal kualiatas pelayanan. Untuk mendukung program kerja bupati tersebut, Dinas Kesehatan Pemkab Sidoarjo awal tahun mulai menerapkan aplikasi sistem informasi kesehatan terpusat (Sikuat). Awal tahun ini Dinkes menerapkan Sikuat di 6 puskemas.
Layanan digital tersebut untuk mendukung percepatan pemberian pelayanan pada masyarakat. Pelayanan secara cepat, tepat dan selamat menjadi embrio lahirnya aplikasi tersebut. Selasa, (3/1/2022) Aplikasi Sikuat dilaunching Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali. Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan 3 unit mobil ambulance untuk Puskesmas Wonokasian Wonoayu, Tambakrejo Waru dan Puskesmas Tarik.
Bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu menyampaikan, Pemkab Sidoarjo akan terus mendorong pelayanan publik ke arah digital. Termasuk pelayanan kesehatan yang ada di setiap Puskesmas. Dengan dengan adanya Sikuat, ia yakin arah digitalisasi pelayanan kepada masyarakat akan semakin kuat.
"Program digitalisasi melalui aplikasi Sikuat merupakan pembangunan infrastruktur digital guna mendukung percepatan pemberian pelayanan pada masyarakat, pelayanan secara cepat, tepat dan selamat," ujar Gus Muhdlor.
Bupati alumni Fisip Unair Surabaya itu mengatakan, aplikasi Sikuat akan memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan. Aplikasi tersebut memberikan informasi yang jelas terkait alur pendaftaran pasien serta, jadwal dokter yang praktek sampai jadwal pemeriksaan. Dengan informasi tersebut pasien tidak perlu menunggu terlalu lama untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan.
"Pendekatan pelayanan kesehatan seperti ini akan kita dorong lebih baik kedepannya, baik itu bagi seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Sidoarjo,"ucapnya.
Kedepan, Gus Muhdlor meminta kepala Dinas Kesehatan agar sering mengunjungi Puskesmas yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Hal itu menurutnya penting sebagai bentuk evaluasi pendampingan dan koordinasi kepada kepala Puskesmas. Pasalnya Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan yang disajikan Pemkab Sidoarjo.
"Para Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pelayanan kesehatan yang disajikan langsung oleh puskesmas, kinerjanya juga langsung dinilai masyarakat," tambahnya .
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Dr. Fenny Apridawati menyampaikan, Sikuat menjawab tantangan bupati yang menginginkan digitalisasi pelayanan kesehatan di tahun 2023 ini. Selanjutnya Dinas Kesehatan pada awal tahun ini mulai menerapkan aplikasi Sikuat. Kedepannya sistem aplikasi tersebut akan terus diupgrade sesuai dengan kebutuhan pengembangan. Seperti sistem antrian digital, rekam medis digital maupun sistem antrian obat secara digital. Dikatakannya saat ini sudah ada 6 Puskesmas yang sudah siap menerapkan sistem aplikasi Sikuat tersebut. Ia mempunyai target seluruh Puskesmas bisa menggunakan basis Sikuat secara maksimal sebagai kado peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo.
“ Sebelumnya kami sudah mensosialisasikan Sikuat ini secara masif agar seluruh masyarakat tidak komplain dalam pengantrian terlalu lama dan lain sebagainya. Kemudian terima kasih atas koordinasi kepada pemerintah pusat sehingga mendapatkan bantuan berupa alat USG sebanyak 18 unit,”katanya.
Selanjutnya Fenny menargetkan seluruh Puskesmas memiliki alat USG. Saat ini ia bersyukur dana bagi hasil cukai tembakau dapat digunakannya untuk menambah 7 USG sepaket. Alat USG tersebut diberikan secara simbolis kepada Kepala Puskesmas Sidoarjo dr.Erwin Bethaningrum dan Kepala Pukesmas Porong dr. Halimah Balarshaf.
"Target di tahun 2023 ini seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Sidoarjo memiliki alat USG lengkap karena Alat kedokteran Ultrasonografi ini merupakan alat penting dalam mendeteksi dini kehamilan berisiko tinggi,"ujarnya.
Dengan keberadaan alat USG tersebut, lanjut Fenny, pihaknya mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB serta stunting. Pasalnya stunting dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi semenjak di dalam kandungan serta kurangnya pola asuh yakni pengetahuan orang tua.
"Pembangunan kesehatan merupakan investasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, meningkatkan SDM yang berkualitas dapat diwujudkan melalui percepatan penurunan AKI dan AKB, serta percepatan penurunan stunting,"sampainya. (Yu/git)