Liputanphatas.com || Istilah guru dalam filsafat Jawa adalah digugu lan ditiru. Dalam Bahasa Indonesia digugu memiliki arti dipercaya atau dipatuhi, maksudnya bahwa semua perkataannya harus bisa dijadikan panutan dan bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan ditiru berarti diikuti atau diteladani yang dalam hal ini sosok seorang guru harus bisa ditiru baik tingkah lakunya, segala hal yang diucapkan, semangat,serta budi pekertinya harus bisa dijadikan teladan. Pekerjaan sebagai guru bukanlah pekerjaan yang mudah, melainkan penuh tantangan dan rintangan yang harus dihadapi, diperlukan kerja keras yang tinggi untuk menghasilkan lukisan yang terbaik dimasa depan.
Profesi seorang guru tidaklah semata-mata sebuah pekerjaan yang mengajarkan anak didik. Seorang guru memiliki tugas dan peran guru jauh lebih berat dan sangat mulia, yaitu menyiapkan masa depan bangsa. Hasil karya guru sangat diharapkan untuk melukis masa depan Indonesia, sebagai ujung tombak dan penentu masa depan bangsa. Sosok seorang guru harus mampu menjadi teladan pembelajar yang tidak henti-hentinya untuk terus belajar dan memberikan ilmunya kepada anak didik.
Pada kesempatan ini saya (penulis) akan membagikan proses pembelajaran dalam kurikulum merdeka tentang P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Pada pembelajaran ini tema yang saya angkat adalah kewirausahaan, yaitu membuat jamu kunyit asam.
Dalam tema ini ada beberapa elemen yang terkait diantaranya adalah: mandiri, bergotong royong dan kreatif. Ketiga elemen tersebut akan berpengaruh positif terhadap karakter peserta didik. Pengaruh dari kegiatan ini sangat luar biasa, tampak sikap mandiri, bergotong royong dan kreatif dalam setiap kegiatan.
Tujuan utama belajar adalah mendapatkan pengalaman, dari pengalaman itulah mereka akan mencari potensi dan jati dirinya dari displin ilmu, maka dari itu tugas seorang guru adalah memberi ruang yang lebih luas untuk memberikan sebuah pengalaman.
Pengalaman belajar siswa akan dikenang sepanjang hayat, oleh karena itu para guru hendakanya memberikan pengalaman yang berharga dalam proses pembelajaran. Proses dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, inilah yang dinamakan pengalaman dalam belajar.
Kita sebagai guru hendaknya memberikan yang terbaik untuk anak didik kita. Memberikan nasihat -nasihat yang baik tentunya sangat diperlukan. Mungkin sebagian besar mereka kurang diperhatikan orang tuanya ketika di rumah, terutama dalam membentuk karakter, mandiri, disiplin, kreatif, gotong royong, jujur dan bertanggungjawab. Apabila sikap tersebut sudah tertanam kuat pada diri mereka, maka pengalaman belajar yang mereka peroleh merupakan jembatan untuk menuju kesuksesan.
Itulah sebabnya mengapa menjadi guru bukanlah sebuah pekerjaan melainkan melukis masa depan. Masa depan mereka ada ditangan para guru. Maka dari itu sebagai guru hendaknya berhati-hati dalam bersikap , bertindak dan bertutur kata, karena apa yang kita lakukan dan apa yang kita ucapkan akan berdampak pada keberhasilan mereka. Guru harus memberikan semangat dan motivasi untuk terus belajar, agar ilmu pengetahuan serta pengalaman belajar yang kita berikan bermanfaat dikemudian hari. Semoga kita para guru diberikan kekuatan dan kesehatan agar anak didik kita mendapatkan pendidikan yang terbaik.(NIT/Hlim tim)
Editor: Dwi. H