LIPUTANPHATAS.COM || SIDOARJO, -
Pravelensi gangguan mata di Indonesia, mencapai 3 % berdasar kan survei Rapid Assesment Avoidable Blindness( RAAB) yg dilakukan oleh kemenkes RI, Setara 8 Juta Warga negara Republik ini mengalami gangguan pengelihatan . Kalau Menelusuri lebih mendalami 1,6 juta dalam kondisi blindness atau kebutaan, 6,4 juta mengalami gangguan penglihatan dengan berbagai derajatnya ( moderat dan Berat).
Lebih jauh dari data RAAB tersebut, 81 % penyebab kebutaan adalah katarak, dan pencegahan efektif sampai hari ini, penderitaan katarak melalui operasi katarak. Data Cataract Surgical Rate ( CSR) --angka operasi katarak per satu juta populasi per tahun -- dari fasilitas JKN / BPJS, masih minim dibanding target CSR peta jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan " 2030".
Perlu upaya upaya pro aktif dimana , langkah awal secrening gangguan penglihatan lebih digalakkan dan tindakan lanjutnya, baik melalui operasi dan non operasi katarak.
Dalam perspektif " Ekonomis" , upaya perbanyak operasi katarak justru jauh lebih " Menguntungkan" , dimana turunnya " Produktivitas " Akibat gangguan penglihatan, dampaknya lebih besar dari biaya ( cost) yang di butuhkan dalam operasi katarak. Dalam kasus saat ini, survei RAAB bisa di extrapolasikan total loss ( produktivitas) mencapai 84 an Trilyun rupiah.
Screening - Operasi Katarak , semestinya bukan soal biaya / cost, tetapi adalah upaya Investasi, karena " Gain" Yang didapatkan dari biaya yg dikeluarkan jauh lebih besar.
Mari sukseskan upaya penanggulangan penglihatan ini, dengan ikuti screening massal, sekalian peringati HUT Hati Jadi Sidoarjo ke 164 . (Rkm)
Editor : Dwi. H