Liputanphatas.com || Gresik - Kabupaten Gresik jadi tuan rumah pertemuan rutin Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Dharma Wanita Persatuan (DWP), Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) se Bakorwil II Bojonegoro, Kamis (09/02/2023).
Para pengurus TP PKK, DWP dan Perwosi tersebut berasal dari sejumlah daerah, di antaranya Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto.
Uniknya pertemuan yang biasanya dilakukan di pendopo kabupaten atau di gedung Pemkab, kini dilakukan di salah satu gedung bersejarah di Gresik, yakni Gedung Nasional Indonesia (GNI).
Seluruh tamu dan undangan dari 8 Kabupaten/Kota se Bakorwil Bojonergoro tersebut disambut hangat oleh Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani beserta Ketua TP PKK Kabupaten Gresik Ny. Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani atau biasa disapa Ning Nurul.
Dalam sambutannya, Ning Nurul menyatakan bahwa pasca pandemi Covid-19 TP PKK Kabupaten Gresik sangat aktif berkegiatan dengan terjun langsung ke masyarakat. Misalnya saja sosialisasi dan edukasi terkait kesehatan keluarga, terutama dalam mengatasi masalah stunting.
Melalui kolaborasi dan sinergitas bersama Pemerintah Kabupaten Gresik, angka stunting di Gresik turun secara signifikan.
“Merujuk pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting ditahun 2021 berada di angka 23 persen. Dan di tahun ini turun menjadi 10,7 persen. Hal ini merupakan sinergitas bersama yang telah dilakukan TP PKK dengan Pemkab Gresik,” paparnya.
Dikatakan Ning Nurul, bahwa penyebab tingginya angka stunting bukan karena faktor ekonomi saja. “Namun hasil monitoring di lapangan, penyebabnya kebanyakan karena pola asuh anak yang salah,” ujarnya.
"Maka dari itu, lanjut Ning Nurul, dengan diadakannya pertemuan kali ini diharapkan bisa menjalin kerjasama dan sharing terkait dengan arah kebijakan dari permasalahan stunting di tiap daerah,"katanya.
Seiring dengan hal tersebut, Bupati H. Fandi Akhmad Yani atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Yani juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergitas dari berbagai pihak. Sebagaimana diketahui bahwa Stunting atau kekurangan gizi yang berimbas pada gagalnya tumbuh kembang bayi ditargetkan turun.
“Untuk menurunkan tingkat stunting di daerah, terutama di Gresik, Jawa Timur, butuh edukasi dan kolaborasi semua pihak,” ujarnya.
Untuk itu, selain dinas terkait juga perlu adanya peran TP PKK dalam hal edukasi serta keterlibatan masyarakat dalam mendukung berbagai program pemerintah dalam mengatasi stunting.(Atk).
Editor: Bairi.