Liputanphatas.com || Surabaya - Kenang Tahunnya hari keluarga yang meninggal merupakan tradisi masyarakat umum, khususnya Jawa untuk kirim doa dan mengenang kepergiannya apalagi orang tua tercinta.
Karena peringatan Tahunnya hari sangat akrab terdengar dalam acara kenduri arwah atau tahlilan. Peringatan kematian tersebut biasanya diadakan pada hari ke 1 sampai ke 7, ke 40, ke 100 dan bahkan hari ke 1000.
Menurut Nasipah anak pertama keluarga besar Almarhumah Samina menjelaskan, peringatan Tahunnya merupakan dari upacara peringatan kematian dan merupakan tradisi masyarakat umum.
“Kami sekeluarga di hari ini niat gelar acara pengajian kirim doa dengan rangkaian hataman Al Qur’an, Yasin, tahlil hingga memberikan hidangan makanan tempat di Jalan Banyu Urip Kidul Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Kota Surabaya,"kata Nasipah dari anak almarhumah Samina, Selasa (4/7/2023).
Dikatannya Sabairi suami Nasipah, hari meninggalnya almarhumah ini bukanlah sekedar tradisi saja, melainkan sebagai pengingat bagi kita yang masih hidup ini bahwa kelak kita pastinya akan mati juga.
“Oleh sebab itu, marilah kita sama-sama meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, mudah-mudahan kelak kita dipanggil menghadapNya dalam keadaan Khusnul Hotimah.”Harapnya.
Pemuda kelahiran Madura Tambelangan Kabupaten Sampang ini, mengajak segenap handai taulan dan saudara serta rekan-rekan untuk bersama-sama mendoakan almarhumah Samina.
“Kami sangat mengharapkan doa dari handai Taulan, sanak saudara, tetangga rekan kerja dan teman-teman semuanya untuk almarhumah. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosanya dan dapat menempatkannya di dalam shurga.”Tutupnya.
(Red).